Melukis Malam dan Pantai
Malam dingin karena gelapnya tak
bersuara. Aku terbaring bisu di tepi ranjang. Aku baru saja terjaga dari
tidurku. Terbangun oleh suara derit bangku di sisi seberang ranjangku.
Di sudut sanalah aku melihat dalam kegelapan. Wanita yang kunikahi
menarik bangku mendekati jendela kamar kami. Dibukanya tirai jendela
kecil itu, lalu dibukanya pula daun jendela yang telah lama ...hampir
rusak.
Wanita itu, berayun ujung rambutnya oleh angin yang
menggodanya. Angin yang bisa kurasakan juga dinginnya dari balik
selimutku. Aku memilih untuk diam saja, pura-pura masih tidur sambil
mengamatinya mencumbu malam.
Wanitaku, yang hanya berbalut kain
tipis itu kini tersenyum ke luar jendela. Sendirian di sana, seperti
baru berjumpa teman-teman misteriusnya. Di jendela kecil yang usang
itulah, ia menjadi kekasihku yang gemar melukis langit, bulan, dan
pantai. Dia selalu berkata setelahnya dalam catatan hariannya, "Aku baru
saja menemukan impian baruku lagi di pantai dan bertemankan purnama."
lipstik merah
No comments:
Post a Comment