***Ketika Segala Sesuatunya Sudah Terlambat***
Umpamakan dirimu, wahai orang yang tertipu, berada
Di Hari Kiamat, dan langit bergoncang
Ketika matahari di siang hari di gulung dan didekatkan
Ke atas kepala hamba-hamba yang sedang berjalan
Ketika bintang-bintang berjatuhan dan berguguran
Dan berganti setelah terang menjadi gelap
Ketika lautan memuncratkan air karena ketakutan
Dan engkau melihatnya bagaikan jahim yang menggelegak
Ketika gunung-gunung tercerabut dari akar-akarnya
Maka engkau melihatnya bagai awan yang berlalu
Ketika binatang ternak bunting ditinggalkan dan ambruk,
Rumah-rumah jadi kosong tidak ada padanya yang didiami
Ketika binatang liar dikumpulkan di Hari Kiamat
Engkau katakan kepada kepunyaan ke mana hendak berjalan
Ketika orang-orang muslim yang bertakwa menikah
Bidadari yang dihiasi oleh perasaan-perasaan
Ketika anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya tentang masalahnya, Atas dosa apa yang pantas jadi alasan mereka di bunuh Ketika Rabb Yang Maha Agung melipat langit dengan tangan kanan-Nya Seperti melipat lembaran kertas yang dibentangkan
Ketika catatan-catatan amal diedarkan dan beterbangan
Dan hancurlah seluruh tirai untuk orang-orang beriman
Ketika langit di lenyapkan dari penghuninya
Dan lihat orbit-orbit langit berputar-putar
Ketika neraka jahim dinyalakan apinya
Terdengar suara nyalanya untuk orang-orang berdosa
Ketika surga-surga berhias dan memakai wewangian
Yang diperuntukkan bagi pemuda yang bersabar menghadapi
Ujian yang berkepanjangan
Ketika janin bergantungan dalam perut ibunya
Takut akan pembalsan sedang hatinya cemas
Tanpa ada dosa ternyata bayi dalam perut merasa takut
Maka bagaimana dengan orang yang terus menerus berbuat dosa
Sepanjang masa.
Masing-masing menyebutkan kemurkaan Rabb-nya dan menyatakan sibuk mengurus diri sendiri, “Sendiri,sendiri!” Sibuk dengan urusan sendiri dan tak sempat mengurusi pembelaan untuk mereka. Demikianlah Allah mengatakan,
"Ingatlah, suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri.” (An-Nahl : 111)
Bayangkan riuh rendahnya suara seluruh makhluk yang berseru secara
serentak, sementara pihak yang diseru masing-masing sibuk memikirkan
keselamatan diri sendiri dengan menyatakan, “Sendiri, sendiri.” Betapa
dahsyatnya hari itu, engkau berseru kepada mereka, sedangkan mereka menyatakan, “Urusi diri sendiri dan perhatikan keselamatannya dari adzab Rabbmu dan hukuman-Nya.” Apa perkiraanmu tentang suatu hari dipanggil untuk diminta pertolongan padanya Al-Mushtafa Adam, Al-Khalil Ibrahim, Al-Kalim Musa, serta ruh dan kalimat-Nya Isa, yang mendapatkan kemuliaan di hadapan Allah dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi-Nya, namun kendati demikian mereka hanya bisa mengatakan, “Sendiri, sendiri!” Lantaran takut terhadap murka Allah swt.
Maka dimana posisimu di antara mereka pada hari itu, dalam kecemasan, kesibukkanmu, kesedihanmu dan ketakutanmu?! Hingga ketika seluruh makhluk telah putus asa terhadap syafaat mereka, akhirnya mereka beramai-ramai datang kepada Nabi Muhammad saw dan minta pembelaan kepadanya di sisi Rabb mereka, maka beliau pun memenuhi permintaan mereka. Lalu beliau berdiri menghadap Rabb-nya Azza wa Jalla dan meminta izin kepada-Nya. Setelah Allah swt mengizinkannya, beliau langsung bersimpuh, sujud kepada Rabb-nya, lalu menyampaikan puja-puji kepada-Nya, karena hanya Dia-lah yang berhak menerimanya. Semua itu diikuti dengan seksama oleh pendengaranmu dan pendengaran seluruh makhluk, hidup Rabb Azza wa Jalla berkenan menerima permohonan untuk disegerakan pemeriksaan dan pengadilan terhadap berbagai perkara mereka. Wallahu’alam bish-showab.
( Semoga bermanfaat )
No comments:
Post a Comment