Sunday, 14 August 2011

HUJAN RINDU

~~HUJAN RINDU~~Kau, kulihat hujan yang menghidupkan  sisa_sisa kecupan
juga salju yang turun ke dasar lembah  mengubur kegelisahan  yang selalu menggenang di jarimu. 
Kata_kata menjadi bibir rembulan  penuh cahaya menuntun arah bumi,  dan semesta raya memuja.
Kau,  kudengar bisikan angin membangun menara tertinggi  di atas bukit menghadap atlantik, dan mercu suar mulai melambaikan tangan  memapah perjalanan pulang. 
Senyuman merekah dari balik jubah malam,  tanpa harus berdarah  menebus kerinduan yang memekat legam. 
Kau,  ku masih termenung di ujung jembatan,  menunggu hujan reda,  atau salju yang tak lagi sebutir luka.  ku kibarkan bendera merah,  mengendapkan degup jantung  pada waktu. pada asa yang semakin mendekati jendela. 
Kau adalah penantian terakhir,  dari beribu mil  dan sepanjang terowongan rindu.
Ku masih terjaga,  memeluk rembulan pada setumpuk jerami,  walau pantai mengusir ombak,  dan rumah kita hanyalah personifikasi, kau tetap menjadi langkah terdekatku,  saat ini. saat masih kulihat hujan. ......~~~~~~

No comments:

Post a Comment