Sunday 8 January 2012

MUARA BERNAMA CINTA

Titis hujan yang melambai dikaca jendela

Ia mencari alamat sungai
Aku mencari alamat hatimu
Ku temukan telaga
Sebuah genangan suci
Tanpa ombak, tanpa nyanyi
Lalu ku tenggelam dalam bening puisi
Itulah yang istimewa tentang dirimu
Ketika segayung hujan
Membasahi telapak tanganmu
Aku terhanyut di situ
Lautan teduh dakapanmu
Maka aku menyamar hujan
Memelukmu deras
Mencium parasmu dengan kecup rintik
Yang tak pernah tuntas
Ditelapak tanganmu
Aku mengembara tanpa henti
Menyusuri garis-garis sungai keberuntungan
Setiap garis adalah makna
Membawaku pada muara bernama cinta
Aku disitu
Melukis sawah-sawah yang menguning
Dengan jejak hidupku
Rerumputan, ilalang, kenangan
Dan bunga-bunga rindu
Airmata dan semesta
Hujan dan doa
Membentangkan tenda cahaya
Tempat kita menghabiskan waktu dan bara
Setiap bintang adalah kurnia
Setiap titik waktu yang kupetik untukmu
Aku ingin menulis
Seperti sebaris embun
Yang kau selipkan pada selaris kuntum senyummu
Cukup manis walau hanya sebait senyum
Ku tahu
Puisi tak selalu tercipta dari kata
Tapi hanya dengan kata
Aku mampu menceritakan puisi ini padamu

08/02/2012

Meru51

No comments:

Post a Comment