Monday, 26 December 2011

Kemanisan kian tak terasa,
pabila sembunyinya kecap bahagia,
umpama lopak tak berair,
namun tetapkan berlekuk tanda kehausan...

Sinaran jua semakin pudar,

tanpa panasnya kemesraan yang terpancar,
dari bundar mata yang bisa menjelas segala,
bagaikan rembulan tak berteman,
oleh kejora yang berkelip manja...

Kian tenggelam tiap bisikan cinta,

di hempas naluri yang derita,
setelah dusta berdendang mencela,
seperti dentuman guruh tanpa halilintar...

Potret kasihmu nan berbingkai kemekaran,

namun sayangnya ia semakin mereput,
di mamah ketidak jujuran hati,
kerna tergadai kesuciaan warnanya,
dek corak belaian sementara dunia,
seolah segalanya kini,
punyai nilai cagarannya...

Dari sebalik tembok duka,

aku selalu memerhatikan pementasamu,
dan aku tak rela menonton tatkala,
babak kejatuhanmu tiba,
kerna aku bukanlah pendendam,
bagaikan dedaunan yang rela membajai,
pohonan yang pernah ia bertepuk keriangan,
sewaktu badai belum memisahkan mereka...

*Aku Lepaskan Pergi*

26 Dec 2011 / 09:42 a.m

~Gerbang Kayangan~

No comments:

Post a Comment