TAUBAT DAN KASIH SAYANG ALLAH
by DrJaffry Hassan on Thursday, June 16, 2011 at 2:13am
Dua
sifat Allah yang paling sering diulang dalam Al-Quran adalah “Maha
Pengasih” dan “Maha Penyayang”. Allah benar-benar menyayangi
hamba-hamba-Nya dan tidak menghukum mereka secara langsung atas
dosa-dosa mereka, (inilah yang dikatakan adil dan saksama)
“Jikalau
Allah menghukum manusia karena kezalimannya, nescaya tidak akan
ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata,
tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan.
Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah
mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula)
mendahulukannya.” (QS.An-Nahl: 61)
Dengan menangguhkan hukuman,
“Dia memberi waktu” kepada orang yang berbuat salah untuk memohon
“Ampun” dan “Bertaubat”. Tidak pedulilah betapa besarnya dosa yang kita
lakukan, kita selalu mendapat kesempatan untuk dimaafkan jika bertaubat
dan berbuat kebaikan,
“ Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya
kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di
antara kamu lantaran kejahilan (kebodohan), kemudian ia bertaubat
setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’aam: 54)
Taubat
juga bererti permohonan dorongan dan kekuatan dari Allah untuk membantu
orang yang bersalah agar tidak mengulangi perbuatan salah yang sama.
Bentuk Taubat yang diterima Allah adalah yang diikuti dengan sentiasa
berdoa dan perbuatan-perbuatan baik, Kerana doa dan perbuatan yang baik
lah akan menutup dan menghapuskan perbuatan dosa.
“Dan orang
yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”
(QS.Al-Furqaan: 71)
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan
menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu.
Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Anfal : 29)
“Bertakwalah
di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan
baik niscaya ia akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan
akhlak yang baik.” (Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmizi dari Abi
Dzar)
Manusia sering saja melakukan dosa yang sama kerana pujukan
nafsunya, walaupun sudah bertaubat. Akan tetapi, hal ini bukanlah
alasan baginya untuk tidak bertaubat lagi. Dan seharusnyalah kita
bertaubat kerana kesalahan-kesalahan sepanjang hidup kita. Harus diingat
pula bahwa taubat seseorang tidak akan diterima ketika kematian yang
telah datang menjemput dan ketika itulah kita akan diperlihatkan nasib
kita ketika saat-saat sakaratul maut hampir kepada diri kita.
“Sesungguhnya,
taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan (kebodohan), yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan
Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS.An-Nisaa`: 17)
“Dan
bergegaslah kamu kepada k ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang
luasnya seluas langit dan bumi.” [QS. Ali Imran: 133].
“Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan
kejahatan (yang) hingga apabila datang AJAL kepada seseorang di antara
mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya, saya bertaubat
sekarang.’ Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang
mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan
siksa yang pedih.” (QS. An-Nisaa`: 18)
Ayat yang lain menyeru orang-orang beriman kepada keselamatan diri ialah,
“… Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nuur: 31)
No comments:
Post a Comment