Sunday 25 December 2011

TAUBAT DAN KASIH SAYANG ALLAH
by DrJaffry Hassan on Thursday, June 16, 2011 at 2:13am

Dua sifat Allah yang paling sering diulang dalam Al-Quran adalah “Maha Pengasih” dan “Maha Penyayang”. Allah benar-benar menyayangi hamba-hamba-Nya dan tidak menghukum mereka secara langsung atas dosa-dosa mereka, (inilah yang dikatakan adil dan saksama)

“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, nescaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS.An-Nahl: 61)

Dengan menangguhkan hukuman, “Dia memberi waktu” kepada orang yang berbuat salah untuk memohon “Ampun” dan “Bertaubat”. Tidak pedulilah betapa besarnya dosa yang kita lakukan, kita selalu mendapat kesempatan untuk dimaafkan jika bertaubat dan berbuat kebaikan,

“ Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan (kebodohan), kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’aam: 54)

Taubat juga bererti permohonan dorongan dan kekuatan dari Allah untuk membantu orang yang bersalah agar tidak mengulangi perbuatan salah yang sama. Bentuk Taubat yang diterima Allah adalah yang diikuti dengan sentiasa berdoa dan perbuatan-perbuatan baik, Kerana doa dan perbuatan yang baik lah akan menutup dan menghapuskan perbuatan dosa.

“Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS.Al-Furqaan: 71)

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Anfal : 29)

“Bertakwalah di manapun engkau berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya ia akan menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmizi dari Abi Dzar)

Manusia sering saja melakukan dosa yang sama kerana pujukan nafsunya, walaupun sudah bertaubat. Akan tetapi, hal ini bukanlah alasan baginya untuk tidak bertaubat lagi. Dan seharusnyalah kita bertaubat kerana kesalahan-kesalahan sepanjang hidup kita. Harus diingat pula bahwa taubat seseorang tidak akan diterima ketika kematian yang telah datang menjemput dan ketika itulah kita akan diperlihatkan nasib kita ketika saat-saat sakaratul maut hampir kepada diri kita.

“Sesungguhnya, taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan (kebodohan), yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS.An-Nisaa`: 17)

“Dan bergegaslah kamu kepada k ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi.” [QS. Ali Imran: 133].

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang AJAL kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, ‘Sesungguhnya, saya bertaubat sekarang.’ Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (QS. An-Nisaa`: 18)

Ayat yang lain menyeru orang-orang beriman kepada keselamatan diri ialah,

“… Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nuur: 31)

No comments:

Post a Comment