LUKA JENAKA
tak ada hujan untuk hati yang tergenang
tak ada wiski untuk jiwa yang mabuk
mata menangis hanya sekilas kisah
dada terluka sepanjang perjalanan
ketika semua warna menghitam
ketika gelap lebih diharapkan
akulah wayang sekaligus dalang dalam suatu pertunjukan
kubuat skenario paling jenaka, mengundang tawa pemirsa
dan seusai pertunjukan di belakang panggung kuiris nadi
dan menangis sendiri, sepi itu amat mengerti akan rasa sakit
kebahagiaan tertumpuk di antara hari yang usang
senyum sekadar pelunas hutang di masa silam
tangis sudah aku simpan dalam lipatan malam
dan aku melangkah dalam raung ruang kosong
CILEGON-BANTEN
08-12-11
No comments:
Post a Comment