MURAQABAH (MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH)
Saudara dan saudariku yang sentiasa dalam pengawasan Allah
Setiap kita orang Islam barulah dapat melaksanakan ajaran Agama dengan
sebaik-baiknya jika kita dapat menanamkan kedalam hati kita sifat
Muraqobah yakni sentiasa merasakan kehadiran Allah disisi kita dalam
segala hal dan keadaan, baik dikala berada bersama orang ramai lebih
lebih disaat kita bersendirian,jika kita memiliki sifat ini maka kita
telah memiliki hakikat keimanan yang paling mantap.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersadba maksudnya :
Iman paling afdhal ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah
selalu menyertaimu di mana pun kamu berada. (HR Ath-Thobari)
Saudara dan saudariku yang dikasihi Allah
Berhubungan dengan perkara menghadirkan dan selalu merasakan Allah
bersama kita banyak ayat-ayat Allah dalam Al-Qur'an yang menjelaskannya
antara lain :
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang bermaksud :
Dia selalu bersama kalian di mana pun kalian berada (QS al-Hadid: 4)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang bermaksud
Sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang tersembunyi di mata Allah,
baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi (QS Ali Imran: 6);
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang bermaksud
Allah mengetahui mata yang berkhianat [yang mencuri pandang terhadap
apa saja yang diharamkan] dan apa saja yang tersembunyi di dalam dada
(QS Ghafir: 19).
Sahabatku sekalian Sebagian besar ulama
mengisyaratkan, ayat-ayat ini merupakan tadzkirah (peringatan) bahwa:
Allah Maha Tahu atas dosa-dosa kecil, apalagi dosa-dosa besar; Allah
Maha tahu atas apa saja yang tersembunyi di dalam dada-dada manusia,
apalagi yang tampak secara terang-terangan.
Sahabatku sekalian
di sini dapat kita ketahui pentingnya sifat Muraqabah (selalu merasa
ada dalam pengawasan Allah) adalah salah satu maqam dari sikap
ihsan,yang sentiasa menhadirkan dan merasakan keberadaan Allah
bersamanya
Sebagaimana yang pernah diisyaratkan dan digambarkan oleh Malaikat Jibril as.
Di dalam hadits Rasulullah, saat kepada beliau ditanyakan oleh malaikat
Jibril apa itu ihsan? nabi terdiam sejanak terus Malaikat Jibril as
sendiri yang menjawab,
“Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau
melihat Dia. Jika engkau tidak melihat Allah maka sesungguhnya Dia
melihat engkau.” (HR Muslim).
Demikian pula sebagaimana yang
dinyatakan dalam hadits penuturan Ubadah bin ash-Shamit, bahwa Baginda
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda,
“Iman
seseorang yang paling utama adalah dia menyadari bahwa Allah senantiasa
ada bersama dirinya di manapun.” (HR al-Baihaqi, Syu’ab aI-Iman, I/470)
.
Dalam hadits lain Baginda Rasulullah bersabda,
“Bertakwalah engkau dalam segala keadaanmu!” (HR at-Tirmidzi,Ahmad & ad-Darimi).
Dalam Tuhfah al-Awadzi bi Syarh Jâmi’ at-Tirmidzi,
disebutkan bahwa dalam keadaan bagaimanapun maksudnya dalam keadaan
lapang/sempit, senang/susah, ataupun riang-gembira/saat tertimpa bencana
(Al-Mubarakfuri, VI/104).
Dalam keadaan bagaimanapun juga bermakna:
Di manapun berada, baik saat manusia melihat Anda ataupun saat mereka
tak melihat Anda (Muhammad bin ‘Alan ash-Shiddiqi, Dalil al-Falihin,
I/164).
Sahabatku sekalian,Terkait dengan sikap muraqabah atau
ihsan ini, ada riwayat bahwa Umar bin al-Khaththab pernah menguji
seorang anak gembala. Saat itu Umar membujuk sang gembala agar menjual
domba gembalaannya seekor dari sekian ratus ekor domba yang dia
gembalakan, tanpa harus melaporkannya ke majikannya,sebab sang majikan
tak akan mengetahui karena banyaknya domba yang digembalakan.
Pengembala itu menjawaban dengan berkata. “Kalau begitu, di mana Allah?
Majikanku mungkin memang tak tahu. Namun, tentu Allah Maha Tahu dan
Maha Melihat,” tegas sang gembala,Subhanallah jawaban yang sungguh mulia
sebab dia selalu merasakan dirinya dalam pengawasan Allah
Sahabatku Jujur kita akui, sikap muraqabah (selalu merasa dalam
pengawasan Allah) sebagaimana yang ditunjukkan oleh sang gembala dalam
kisah di atas, makin jauh dari kehidupan banyak individu Muslim saat
ini,betul atau tidak..?
Banyak Muslim yang berperilaku seolah-olah Allah tak pernah melihat dia.
Tidak ada lagi rasa takut saat bermaksiat. Tak ada lagi rasa khawatir
saat melakukan dosa. Tak ada lagi rasa malu saat berbuat salah. Tak ada
lagi rasa sungkan saat berbuat perkara-perkara yang haram . Setiap dosa,
kemaksiatan keharaman dan kesalahan ‘mengalir’ begitu saja dilakukan
seolah tanpa beban,walhal setiap tindakan sedikit dan banyaknya,besar
dan kecilnya akan dipertanggung jawabkan.
Sahabatku,banyak
Muslim saat ini yang tak lagi merasa risih saat korupsi (Rasuah), tak
lagi ragu saat menipu, tak lagi merasa berat saat mengumbar aurat, tak
lagi merasa berdosa saat berzina, tak lagi merasa malu saat
selingkuh(curang), dll.
Semua itu terjadi akibat mereka gagal
‘menghadirkan’ Allah di sisinya dan melupakan pengawasan-Nya atas setiap
gerak-gerik dirinya. Mengapa gagal? Karena banyak individu Muslim yang
awas mata lahiriahnya, tetapi buta mata batiniahnya. Mereka hanya mampu
melihat hal-hal yang terang-terangan, tetapi gagal ‘melihat’ hal-hal
yang gaib: pengawasan Allah ; Hari Perhitungan, surga dan neraka, pahala
dan siksa, dst. Yang bisa mereka lihat hanyalah kenikmatan dunia yang
sedikit dan kesenangan sesaat.Tentu,kondisi ini harus diubah,agar
seorang Muslim memiliki sikap muraqabah.
Adanya sikap
muraqabah pada diri seorang Muslim paling tidak dicirikan oleh dua hal.
Pertama: selalu berupaya menghisab diri, sebelum dirinya kelak dihisab
oleh Allah.
Kedua: sungguh-sungguh beramal shalih sebagai bekal untuk kehidupan sesudah mati.
Dua hal inilah yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersadba:
“Orang cerdas adalah orang yang selalu menghisab dirinya dan beramal
shalih untuk bekal kehidupan setelah mati. Orang lemah adalah orang yang
selalu memperturutkan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.”
(HR at-Tirmidzi, Ahmad, Ibn Majah dan al-Hakim).
Ketiga: meninggalkan hal-hal yang sia-sia,
sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersadba maksudnya:
“Di antara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tak berguna.” (HR at-Tirmidzi).
Sahabatku,ana Akhirkan peringatan ini buat diriku dan kepada saudaraku
sekalian yang sudi kongsi mengingati perkara ini,marilah kita sama-sama
selalu merasakan bahwa kita sentiasa dalam pengawasan Allah dimana
sahaja kita berada dan dalam keadaan apapun,sehinggalah dengannya kita
akan yang berbuat dan bertindak sesuai dengan apa yang disukai Allah dan
terhindar dari perkara yang dilarangNya.
SELAMAT BERAMAL SEMOGA BERMANFAAT UNTUKKU DAN KALIAN SEMUA AAMIIN
No comments:
Post a Comment