SETIAP YANG BERNYAWA PASTI MATI
Saudara dan saudariku yang dikasihi.
Kematian adalah sesuatu yang pasti tidak ada manusia yang hidup kekal
abadi di dunia ini. Kematian, sesungguhnya merupakan perkara yang
menakutkan tapi semua dari kita akan melaluinya,tidak seorangpun yang
mampu menolaknya.
Kematian pasti menjemput setiap orang,tak
kira tua maupun muda, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun
orang lemah. Semuanya menghadapi kematian, tidak ada kemampuan
menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang
lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan.
Semua itu
mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling
tinggi. tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian. Hanya
di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya,
mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah
digariskan.
Allah menegaskan dalam banyak ayatNya, bahwa yang
berjiwa pasti akan mengalami kematian. Bukan hanya manusia, melainkan
juga tumbuhan, dan binatang. Hal itu di antaranya dikemukakan Allah pada
ayat-ayat berikut ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari
neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan".
[Ali Imran:185].
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" [Az Zumar:30].
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu
(Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan" [Al Anbiya:34, 35].
TIADA YANG MAMPU MENGHINDARI KEMATIAN
Sahabatku sekalian mari mempersiapkan diri
Sebab maut merupakan ketetapan Allah.Kekuasaan Allah meliputi segala
sesuatu. Dia telah menetapkan kematian atas diri manusia. Sehingga
bagaimanapun manusia berupaya menghindar darinya, kematian itu tetap
akan mengejarnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" [An Nisa’:78].
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [Al
Jumu’ah:8].
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
"Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari dari padanya" [Qaaf:19].
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
"Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan". [Al Waqi’ah:60]
Allah menantang orang-orang yang menyangka bahwa mereka tidak dikuasai
oleh Allah,dengan mengembalikan nyawa orang yang sekarat,jika memang
mereka benar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika
itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu.Tapi kamu
tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah). Kamu
tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah
orang-orang yang benar."
[Al Waqi’ah:83, 84, 85, 86, 87]
Saudaraku sekalian setiap kita tidak akan lepas dari ajal, bahkan ajal
atau maut itu sentiasa mengejar kita dan kuburan sentiasa merindui dan
tinggal menunggu perintah untuk melaksakan tugasnya kepada siapa yang
telah ditentukan ajalnya
Imam Bukhari telah meriwayatkan:
"Dari Abdullah, dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membuat
garis segi empat, dan Beliau membuat garis di tengahnya keluar darinya.
Beliau membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada di tengah ini
dari sampingnya yang berada di tengah. Beliau bersabda,”Ini manusia, dan
ini ajal yang mengelilinginya, atau telah mengelilinginya. Yang keluar
ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah
musibah-musibah. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini
luput darinya, ini pasti mengenainya.” [HR Bukhari, no. 5.938].
Sahabatku,Ketahuilah, sesungguhnya umur kita di dunia ini terbatas dan
hanya sementara Orang yang berakal, sepantasnya tidak tertipu dengan
gemerlapnya dunia, sehingga melupakan bekal menuju akhiratnya
"Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah n bersabda:
“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara
mereka yang melewati itu.” [HR Ibnu Majah, no. 4.236; Tirmidzi,
Shahihah,].
ANJURAN MENGINGAT KEMATIAN
Saudara dan
saudariku banyak hadits-hadits yang mengingatkan kita tentang kematian,
agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia tidaklah kekal.sebab itu
persiapkanlah perbekalan yang dibutuhkannya saat perjalanan yang masih
panjang
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian"
[HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].
Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim terdapat tambahan:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena
sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit
kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan
hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas
(kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan
hidup atas orang itu"
[Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 1.222; Shahih At Targhib, no. 3.333]
Syumaith bin ‘Ajlan berkata:
"Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak
peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya. [Mukhtashar Minhajul
Qashidin, hlm. 483, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].
Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya dengan iman
yang shahih (benar), tauhid yang murni, amal yang shalih (sesuai dengan
tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang
paling berakal.
"Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama
Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang laki-laki Anshar
datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam, lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah. Manakah di
antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab,”Yang paling
baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara
kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang paling banyak
mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya
setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HRR Ibnu
Majah,Ash Shahihah,].
Sahabatku marilah kita semua renungkan Hadist Rasulullah dibawah ini
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda maksudnya :
"Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan
kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya,
dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya
akan tetap".
[HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i].
PENYESALAN ORANG YANG TIDAK BERIMAN SAAT KEMATIAN
Janganlah seseorang menolak keimanan dan meremehkan amal shalih,
karena suatu saat pasti akan menyesalinya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata "Ya, Rabbku.
Kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap
yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkan saja.Dan di hadapan mereka ada dinding sampai
hari mereka dibangkitan"[Al Mukminun:99, 100]
SEGERA BERAMAL SEBELUM DATANG KEMATIAN
Janganlah seseorang selalu menunda dalam berbuat amal shalih karena
kesibukan duniawinya. Karena, selama manusia masih hidup, ia tidak akan
lepas dari kesibukan. Orang yang berakal akan mengutamakan urusan
akhirat yang pasti datang, dan mengalahkan urusan dunia yang pasti
ditinggalkan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan
demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya,
Rabbku. Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk
orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha
Mengenal apa yang kamu kerjakan". [Al Munafiqun: 9, 10, 11]
Oleh karena itu, seseorang hendaklah memanfaatkan hidupnya dengan
sebaik-baiknya, mengisinya dengan amal shalih sebelum datang kematian
menjemput kita
"Dari Abdullah bin Umar, dia berkata:
Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam memegang pundakku, lalu
bersabda,” Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing,
atau seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk
waktu Subuh, maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu
sore, maka janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu
untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.” [HR Bukhari, no.
5.937]
Hendaklah setiap orang waspada terhadap angan-angan
panjang umur, sehingga menangguhkan amal shalih,jangan menunggu sebab
maut sentiasa mengejar.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda maksudnya :
"Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya:
cinta harta dan panjang umur". [HR Bukhari, no. 5.942, dari Anas bin Malik].
Sesungguhnya, masa 60 tahun bagi seseorang sudah merupakan waktu yang
panjang hidup di dunia ini, cukup bagi seseorang merenungkan tujuan
hidup, sehingga tidak ada udzur bagi orang yang telah mencapai umur
tersebut.
"Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Allah meniadakan alasan seseorang yang Dia telah menunda ajalnya sehingga mencapai 60 tahun. [HR Bukhari, no. 5.940]
“Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang
yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga,
tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah
meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut
terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang
kamu nantikan? Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang
kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai,
saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Allah) dengan
perjalanan yang bagus”.[Mukhtashar Minhajul Qashidin, tahqiq: Syaikh Ali
bin Hasan Al Halabi].
Sahabatku sekalian Semoga coretan ana
yang tidak tersusun ini dapat mengingatkan kita semua, betapa penting
mempersiapkan diri menghadapi kematian, yang merupakan masalah besar
yang dihadapi setiap insan.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan:
Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian
Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda:
“Wahai, saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini,!”
[HR Ibnu Majah, Syaikh Al Albani].
Demikian sedikit tentang dzikrul maut, semoga bermanfaat kita semua aamiin
SELAMAT BERAMAL DAN SENTIASA MENGINGATI MAUT SEMOGA DENGAN MENGINGATINYA MEMBUATKAN KITA LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH WASSALAM
No comments:
Post a Comment