Tuesday, 4 October 2011

SETIAP YANG BERNYAWA PASTI MATI

Saudara dan saudariku yang dikasihi.
Kematian adalah sesuatu yang pasti tidak ada manusia yang hidup kekal abadi di dunia ini. Kematian, sesungguhnya merupakan perkara yang menakutkan tapi semua dari kita akan melaluinya,tidak seorangpun yang mampu menolaknya.

Kematian pasti menjemput setiap orang,tak kira tua maupun muda, orang kaya maupun orang miskin, orang kuat maupun orang lemah. Semuanya menghadapi kematian, tidak ada kemampuan menghindarinya, tidak ada kekuatan, tidak ada pertolongan dari orang lain, tidak ada penolakan, dan tidak ada penundaan.

Semua itu mengisyaratkan, bahwa kematian datang dari Pemilik kekuatan yang paling tinggi. tak seorang pun manusia memiliki wewenang atas kematian. Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah digariskan.

Allah menegaskan dalam banyak ayatNya, bahwa yang berjiwa pasti akan mengalami kematian. Bukan hanya manusia, melainkan juga tumbuhan, dan binatang. Hal itu di antaranya dikemukakan Allah pada ayat-ayat berikut ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". [Ali Imran:185].

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)" [Az Zumar:30].

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan" [Al Anbiya:34, 35].

TIADA YANG MAMPU MENGHINDARI KEMATIAN

Sahabatku sekalian mari mempersiapkan diri
Sebab maut merupakan ketetapan Allah.Kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu. Dia telah menetapkan kematian atas diri manusia. Sehingga bagaimanapun manusia berupaya menghindar darinya, kematian itu tetap akan mengejarnya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh" [An Nisa’:78].

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang bermaksud :
"Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". [Al Jumu’ah:8].

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
"Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari dari padanya" [Qaaf:19].

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
"Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan". [Al Waqi’ah:60]

Allah menantang orang-orang yang menyangka bahwa mereka tidak dikuasai oleh Allah,dengan mengembalikan nyawa orang yang sekarat,jika memang mereka benar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu.Tapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah). Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar."
[Al Waqi’ah:83, 84, 85, 86, 87]

Saudaraku sekalian setiap kita tidak akan lepas dari ajal, bahkan ajal atau maut itu sentiasa mengejar kita dan kuburan sentiasa merindui dan tinggal menunggu perintah untuk melaksakan tugasnya kepada siapa yang telah ditentukan ajalnya

Imam Bukhari telah meriwayatkan:
"Dari Abdullah, dia berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membuat garis segi empat, dan Beliau membuat garis di tengahnya keluar darinya. Beliau membuat garis-garis kecil kepada garis yang ada di tengah ini dari sampingnya yang berada di tengah. Beliau bersabda,”Ini manusia, dan ini ajal yang mengelilinginya, atau telah mengelilinginya. Yang keluar ini adalah angan-angannya. Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya. Jika ini luput darinya, ini pasti mengenainya.” [HR Bukhari, no. 5.938].

Sahabatku,Ketahuilah, sesungguhnya umur kita di dunia ini terbatas dan hanya sementara Orang yang berakal, sepantasnya tidak tertipu dengan gemerlapnya dunia, sehingga melupakan bekal menuju akhiratnya

"Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah n bersabda:
“Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Dan sangat sedikit di antara mereka yang melewati itu.” [HR Ibnu Majah, no. 4.236; Tirmidzi, Shahihah,].

ANJURAN MENGINGAT KEMATIAN

Saudara dan saudariku banyak hadits-hadits yang mengingatkan kita tentang kematian, agar manusia selalu ingat bahwa hidup di dunia tidaklah kekal.sebab itu persiapkanlah perbekalan yang dibutuhkannya saat perjalanan yang masih panjang

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian"
[HR Ibnu Majah, no. 4.258; Tirmidzi; Nasai; Ahmad].

Dalam riwayat Ath Thabrani dan Al Hakim terdapat tambahan:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya di waktu sempit kehidupannya, kecuali (mengingat kematian) itu melonggarkan kesempitan hidup atas orang itu. Dan tidaklah seseorang mengingatnya di waktu luas (kehidupannya), kecuali (mengingat kematian) itu menyempitkan keluasan hidup atas orang itu"
[Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 1.222; Shahih At Targhib, no. 3.333]

Syumaith bin ‘Ajlan berkata:
"Barangsiapa menjadikan maut di hadapan kedua matanya, dia tidak peduli dengan kesempitan dunia atau keluasannya. [Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 483, tahqiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].

Orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkannya dengan iman yang shahih (benar), tauhid yang murni, amal yang shalih (sesuai dengan tuntunan), dengan landasan niat yang ikhlas, itulah orang-orang yang paling berakal.

"Dari Ibnu Umar, dia berkata: Aku bersama Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu seorang laki-laki Anshar datang kepada Beliau, kemudian mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dia bertanya: “Wahai, Rasulullah. Manakah di antara kaum mukminin yang paling utama?” Beliau menjawab,”Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” Dia bertanya lagi: “Manakah di antara kaum mukminin yang paling cerdik?” Beliau menjawab,”Yang paling banyak mengingat kematian di antara mereka, dan yang paling bagus persiapannya setelah kematian. Mereka itu orang-orang yang cerdik.” [HRR Ibnu Majah,Ash Shahihah,].

Sahabatku marilah kita semua renungkan Hadist Rasulullah dibawah ini

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda maksudnya :
"Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap".
[HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i].

PENYESALAN ORANG YANG TIDAK BERIMAN SAAT KEMATIAN

Janganlah seseorang menolak keimanan dan meremehkan amal shalih,
karena suatu saat pasti akan menyesalinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata "Ya, Rabbku. Kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja.Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan"[Al Mukminun:99, 100]

SEGERA BERAMAL SEBELUM DATANG KEMATIAN

Janganlah seseorang selalu menunda dalam berbuat amal shalih karena kesibukan duniawinya. Karena, selama manusia masih hidup, ia tidak akan lepas dari kesibukan. Orang yang berakal akan mengutamakan urusan akhirat yang pasti datang, dan mengalahkan urusan dunia yang pasti ditinggalkan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya, Rabbku. Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan". [Al Munafiqun: 9, 10, 11]

Oleh karena itu, seseorang hendaklah memanfaatkan hidupnya dengan sebaik-baiknya, mengisinya dengan amal shalih sebelum datang kematian menjemput kita

"Dari Abdullah bin Umar, dia berkata:
Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam memegang pundakku, lalu bersabda,” Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing, atau seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk waktu Subuh, maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu sore, maka janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.” [HR Bukhari, no. 5.937]

Hendaklah setiap orang waspada terhadap angan-angan panjang umur, sehingga menangguhkan amal shalih,jangan menunggu sebab maut sentiasa mengejar.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda maksudnya :
"Anak Adam semakin tua, dan dua perkara semakin besar juga bersamanya:
cinta harta dan panjang umur". [HR Bukhari, no. 5.942, dari Anas bin Malik].

Sesungguhnya, masa 60 tahun bagi seseorang sudah merupakan waktu yang panjang hidup di dunia ini, cukup bagi seseorang merenungkan tujuan hidup, sehingga tidak ada udzur bagi orang yang telah mencapai umur tersebut.

"Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Allah meniadakan alasan seseorang yang Dia telah menunda ajalnya sehingga mencapai 60 tahun. [HR Bukhari, no. 5.940]

“Kita semua telah meyakini kematian, tetapi kita tidak melihat orang yang bersiap-siap menghadapinya! Kita semua telah meyakini adanya surga, tetapi kita tidak melihat orang yang beramal untuknya! Kita semua telah meyakini adanya neraka, tetapi kita tidak melihat orang yang takut terhadapnya! Maka terhadap apa kamu bergembira? Kemungkinan apakah yang kamu nantikan? Kematian! Itulah perkara pertama kali yang akan datang kepadamu dengan membawa kebaikan atau keburukan. Wahai, saudara-saudaraku! Berjalanlah menghadap Penguasamu (Allah) dengan perjalanan yang bagus”.[Mukhtashar Minhajul Qashidin, tahqiq: Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].

Sahabatku sekalian Semoga coretan ana yang tidak tersusun ini dapat mengingatkan kita semua, betapa penting mempersiapkan diri menghadapi kematian, yang merupakan masalah besar yang dihadapi setiap insan.

Imam Ibnu Majah meriwayatkan:
Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda: “Wahai, saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini,!” [HR Ibnu Majah, Syaikh Al Albani].

Demikian sedikit tentang dzikrul maut, semoga bermanfaat kita semua aamiin

SELAMAT BERAMAL DAN SENTIASA MENGINGATI MAUT SEMOGA DENGAN MENGINGATINYA MEMBUATKAN KITA LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH WASSALAM

No comments:

Post a Comment