Renungkanlah..
antara waktu yang tertinggal
di manakah mulanya
hinggakan di hati ini
berputik sebuah kemesraan.
Mengertilah...
untuk apa kau kudakapi
tika suara-suara sumbang
berbicara tentang sebuah
kepincangan.
Tentang sebuah ketidaksudian
berbicara bagai hari kemarin
untuk esok tak akan kuungkit lagi
mengapa ini yang kulalui
tika hati mencari
setitis mawar kasih.
Semalam yang kulewati
tika diri kian menyedari
aku bagai gagak di rimba
kian hebat pilu di hati
saat kemesraan semalam
menari-nari di jendela ingatan.
Mengapa begini akhirnya
perubahan tanpa pengertian
kian hari kian terasa
kiranya aku kehilanganmu
kemuraman yang terukir
tika pandangan bertemu
hati bagai menangis
inikah kenyataan!
Kiranya hati terluka begini
biarlah tiada mesra di awal waktu
jua jangan dipertemukan diriku
pada sebuah kelukaan
bagai yang kuwarisi
dari kehilangan semalam.
Telah serik rasa hati
jua telah kemarau airmata
perginya sebuah ikatan
adalah tangisan hati
yang tak pernah reda
jua tak berlagu lagi.
Telah tercatat di sudut masa
detik perjalanan semalam
adalah persinggahan cuma
dan kenyataan di hari ini
tentang perubahan
meski tiada pengertian
akan kucuba untuk memulakan
sebuah lakonan... bagai diri kita
tak pernah menyapa...tapi
mampukah aku?
Sanggupkah hati ini
memaling wajah tika bertemu
sedang kebencian bukan hakku
untukku pamirkan kepadamu
mampukan kau mengerti..sayangku?
Terima kasih lafaz bibirku
terima kasih bisikan hatiku
andai kebencian bersemi di sanubari
maafkan ia...
kerna esok tak akan kutanya lagi
mengapa kau begini
atau mengapa kau begitu.
Sikapmu itu
akan kumengertikan.
Terima kasih untuk segala
melewati batas-batas hari
hanya satu pintaku
kenangi detik itu
bayangkan kembali bicara yang singgah
dipendengaran kita.
Kuundurkan diri
sebelum kebosanan di puncak
kususun hanya jejari kasar
sejuta keampunan
seribu kemaafan
itu pintaku..buatmu
yang terlalu baik
untuk kukenangi.
Disember 06 2010
12.46am
CAYLEA
antara waktu yang tertinggal
di manakah mulanya
hinggakan di hati ini
berputik sebuah kemesraan.
Mengertilah...
untuk apa kau kudakapi
tika suara-suara sumbang
berbicara tentang sebuah
kepincangan.
Tentang sebuah ketidaksudian
berbicara bagai hari kemarin
untuk esok tak akan kuungkit lagi
mengapa ini yang kulalui
tika hati mencari
setitis mawar kasih.
Semalam yang kulewati
tika diri kian menyedari
aku bagai gagak di rimba
kian hebat pilu di hati
saat kemesraan semalam
menari-nari di jendela ingatan.
Mengapa begini akhirnya
perubahan tanpa pengertian
kian hari kian terasa
kiranya aku kehilanganmu
kemuraman yang terukir
tika pandangan bertemu
hati bagai menangis
inikah kenyataan!
Kiranya hati terluka begini
biarlah tiada mesra di awal waktu
jua jangan dipertemukan diriku
pada sebuah kelukaan
bagai yang kuwarisi
dari kehilangan semalam.
Telah serik rasa hati
jua telah kemarau airmata
perginya sebuah ikatan
adalah tangisan hati
yang tak pernah reda
jua tak berlagu lagi.
Telah tercatat di sudut masa
detik perjalanan semalam
adalah persinggahan cuma
dan kenyataan di hari ini
tentang perubahan
meski tiada pengertian
akan kucuba untuk memulakan
sebuah lakonan... bagai diri kita
tak pernah menyapa...tapi
mampukah aku?
Sanggupkah hati ini
memaling wajah tika bertemu
sedang kebencian bukan hakku
untukku pamirkan kepadamu
mampukan kau mengerti..sayangku?
Terima kasih lafaz bibirku
terima kasih bisikan hatiku
andai kebencian bersemi di sanubari
maafkan ia...
kerna esok tak akan kutanya lagi
mengapa kau begini
atau mengapa kau begitu.
Sikapmu itu
akan kumengertikan.
Terima kasih untuk segala
melewati batas-batas hari
hanya satu pintaku
kenangi detik itu
bayangkan kembali bicara yang singgah
dipendengaran kita.
Kuundurkan diri
sebelum kebosanan di puncak
kususun hanya jejari kasar
sejuta keampunan
seribu kemaafan
itu pintaku..buatmu
yang terlalu baik
untuk kukenangi.
Disember 06 2010
12.46am
CAYLEA
No comments:
Post a Comment