Sunday 25 September 2011

Malam ini kemelut itu datang lagi. Kemelut yang sebenarnya sudah beberapa kali kita lakukan. Kemelut yang sama dengan bahasan yang sama, tapi kali ini terasa lebih mendalam dan menyentuh tindakan kemana langkah kaki kita akan mengarah.. Jika sebelumnya seserius apapun bahasan kita, aku selalu tetap tersenyum menghadapinya. Kini… saat butiran mutiara itu menuruni pipimu, akupun tak kuasa menahannya. Butiran tersebut juga menggenang di pelupuk mataku.. Meski aku menyembunyikan beratnya tarikan nafasku darimu, tapi aku tak bisa menyembunyikannya dari hatiku.. Ini bukanlah tentang bagaimana kita bersikap menghadapi suatu masalah. Bukan pula bagaimana kita mewujudkan rasa yang sama-sama telah lama mengendap di jiwa. Tapi apa dan bagaimana nantinya kita menghadapi masa depan kita. Apa dan bagaimana aku harus meletakkanmu di tempatmu semestinya berada?.. Langkah kita memang telah jauh tertatih meniti licinnya bebatuan yang terserak di terjalnya jalan yang terlalui. Nafas kita telah tercampur oleh olahan berbagai rasa yang terus mengembang di sanubari, hingga tiada sekat yang membatasi kebersamaan kita.. Kita tak hanya hidup untuk hari ini. Kita tak pula hidup untuk sekadar berteriak ” AKU CINTA KAMU “. Kita satukan segala rasa yang kita punya, untuk melangkah bersama. Bergandingan tangan bersama menantang derasnya gelombang hidup yang akan mendera kita.. Kesabaran ku kerana aku menyintai diri mu dan bersabarlah jika kau benar benar menyintai aku..

... Ibu Nora ...

No comments:

Post a Comment