Malam
ini kemelut itu datang lagi. Kemelut yang sebenarnya sudah beberapa
kali kita lakukan. Kemelut yang sama dengan bahasan yang sama, tapi kali
ini terasa lebih mendalam dan menyentuh tindakan kemana langkah kaki
kita akan mengarah.. Jika sebelumnya seserius apapun bahasan kita, aku
selalu tetap tersenyum menghadapinya. Kini… saat butiran mutiara itu
menuruni pipimu, akupun tak kuasa menahannya. Butiran tersebut juga
menggenang di pelupuk mataku.. Meski aku menyembunyikan beratnya tarikan
nafasku darimu, tapi aku tak bisa menyembunyikannya dari hatiku.. Ini
bukanlah tentang bagaimana kita bersikap menghadapi suatu masalah. Bukan
pula bagaimana kita mewujudkan rasa yang sama-sama telah lama mengendap
di jiwa. Tapi apa dan bagaimana nantinya kita menghadapi masa depan
kita. Apa dan bagaimana aku harus meletakkanmu di tempatmu semestinya
berada?.. Langkah kita memang telah jauh tertatih meniti licinnya
bebatuan yang terserak di terjalnya jalan yang terlalui. Nafas kita
telah tercampur oleh olahan berbagai rasa yang terus mengembang di
sanubari, hingga tiada sekat yang membatasi kebersamaan kita.. Kita tak
hanya hidup untuk hari ini. Kita tak pula hidup untuk sekadar berteriak ”
AKU CINTA KAMU “. Kita satukan segala rasa yang kita punya, untuk
melangkah bersama. Bergandingan tangan bersama menantang derasnya
gelombang hidup yang akan mendera kita.. Kesabaran ku kerana aku
menyintai diri mu dan bersabarlah jika kau benar benar menyintai aku..
... Ibu Nora ...
No comments:
Post a Comment